Kho Ping Hoo & Indonesia: Seniman dan Karyanya
Judul: Kho Ping Hoo & Indonesia: Seniman dan Karyanya
Editor: Ardus M Sawega
Penerbit: Balai Soejatmoko, 2012
Isi: 215 Halaman (17 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Buku ini menjelaskan mengenai peranan Kho Ping Hoo dalam meramaikan karya sastra di Indonesia. Dia adalah sastrawan terkenal yang penah ada dengan karya terkenal sejak tahun 1960 - 1990 dengan cerita berseting cina maupun novel sejarah dengan setting Indonesia. Ia telah menghasilkan karya sekitar 120 karya dan telah membumi di masyarakat. Diantara karya besarnya adalah karya berjudul Badai laut selatan, mutiara hitam, si bangau merah dan sebagainya.
Kho Ping Hoo (1926-1994) adalah salah satu pengarang teramat populer yang pernah ada di Indonesia. Karyanya memiliki jejak panjang di tengah masyarakat luas. Setidaknya antara tahun 1960-1990 karya-karyanya, baik yang berupa cerita silah ber-setting China maupun novel sejarah dengan setting Indonesia, terasa mendominasi bacaan populer saat itu.
Karena itu, ia bisa disebut sastrawan yang “membumi”. Dengan produktivitasnya yang mengagumkan – selama 30 tahun menghasilkan sedikitnya 120 judul buku, terdiri dari ribuan jilid buku, dan seminggu sekali melahirkan satu jilid buku – Kho Ping Hoo layak disebut story teller. Pada masa jayanya, berkat karya-karyanya, tak mustahil ia telah menghidupi banyak orang, termasuk mereka yang membuka persewaabnn buku di seantero Tanah Air.
Pembacanya terdiri dari semua lapisan masyarakat, rakyat kecil, selebritas hingga intelektual dan pejabat tinggi. BJ. Habibie, bintang film Suzana, penulis novel Adhadi Siregar, untuk menyebut sebagian nama pesohor yang mengagumi – kalau tak boleh disebut fans – Kho Ping Hoo. Bukan mustahil pula bila banyak di antara intelektual dan tokoh di masyarakat kita sekarang pernah kesengsem membaca buku cersil Kho Ping Hoo.
Masyarakat pembaca bangga akan karya-karyanya. Karena itu, kita perlu mengingatnya sebagai “sastrawan besar” yang pernah lahir di Bumi Nusantara. Apakah sebutan “sastawan besar” untuknya bakal dipersoalkan?
Editor: Ardus M Sawega
Penerbit: Balai Soejatmoko, 2012
Isi: 215 Halaman (17 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Buku ini menjelaskan mengenai peranan Kho Ping Hoo dalam meramaikan karya sastra di Indonesia. Dia adalah sastrawan terkenal yang penah ada dengan karya terkenal sejak tahun 1960 - 1990 dengan cerita berseting cina maupun novel sejarah dengan setting Indonesia. Ia telah menghasilkan karya sekitar 120 karya dan telah membumi di masyarakat. Diantara karya besarnya adalah karya berjudul Badai laut selatan, mutiara hitam, si bangau merah dan sebagainya.
Kho Ping Hoo (1926-1994) adalah salah satu pengarang teramat populer yang pernah ada di Indonesia. Karyanya memiliki jejak panjang di tengah masyarakat luas. Setidaknya antara tahun 1960-1990 karya-karyanya, baik yang berupa cerita silah ber-setting China maupun novel sejarah dengan setting Indonesia, terasa mendominasi bacaan populer saat itu.
Karena itu, ia bisa disebut sastrawan yang “membumi”. Dengan produktivitasnya yang mengagumkan – selama 30 tahun menghasilkan sedikitnya 120 judul buku, terdiri dari ribuan jilid buku, dan seminggu sekali melahirkan satu jilid buku – Kho Ping Hoo layak disebut story teller. Pada masa jayanya, berkat karya-karyanya, tak mustahil ia telah menghidupi banyak orang, termasuk mereka yang membuka persewaabnn buku di seantero Tanah Air.
Pembacanya terdiri dari semua lapisan masyarakat, rakyat kecil, selebritas hingga intelektual dan pejabat tinggi. BJ. Habibie, bintang film Suzana, penulis novel Adhadi Siregar, untuk menyebut sebagian nama pesohor yang mengagumi – kalau tak boleh disebut fans – Kho Ping Hoo. Bukan mustahil pula bila banyak di antara intelektual dan tokoh di masyarakat kita sekarang pernah kesengsem membaca buku cersil Kho Ping Hoo.
Masyarakat pembaca bangga akan karya-karyanya. Karena itu, kita perlu mengingatnya sebagai “sastrawan besar” yang pernah lahir di Bumi Nusantara. Apakah sebutan “sastawan besar” untuknya bakal dipersoalkan?