Tulus Tanpa Batas: Mengasah Kalbu, Meraih Ikhlas
Promo
Terlaris
Judul: Tulus Tanpa Batas: Mengasah Kalbu, Meraih Ikhlas
Penulis: Al-Harits Al-Muhasibi
Penerbit: Serambi, 2003
Tebal: 239 halaman (1 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Sehat dan Sakitnya kalbu menentukan kondisi baik dan rusaknya jasad. Amal kalbulah yang paling berat dalam timbangan (Mizan). kalbu pula yang menjadi target utama serbuan setan. Kalbu adalah muara pertempuran antara kebajikan dan kejatahatan. Nabi pun mewanti-wanti agar tak gampang mengabaikan “segumpal darah” itu. Nyatanya, tidak mudah membina kalbu. Alih-alih bisa merawat dan menempanya, manusia justru tak kerap meluangkan waktu untuk memberi perhatian kepada kondisinya. Keasyikan duniawi sering melenakan kita dari evalusai (muraja’ah) dan introspeksi diri (muhasabah). Kalaupun bisa meluangkan perhatian, acap kali kita terjegal oleh batu sandangan utama bagi kebersihan kalbu: sikap berbangga. Buku ini mengingatkan kita bahwa setiap perbuatan yang sedemikian baik dimata manusia sekalipun bisa sia-sia (musnah pahala dan manfaatnya) tanpa mengajak bicara kalbu kita.
Penulis: Al-Harits Al-Muhasibi
Penerbit: Serambi, 2003
Tebal: 239 halaman (1 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF Scan
Sehat dan Sakitnya kalbu menentukan kondisi baik dan rusaknya jasad. Amal kalbulah yang paling berat dalam timbangan (Mizan). kalbu pula yang menjadi target utama serbuan setan. Kalbu adalah muara pertempuran antara kebajikan dan kejatahatan. Nabi pun mewanti-wanti agar tak gampang mengabaikan “segumpal darah” itu. Nyatanya, tidak mudah membina kalbu. Alih-alih bisa merawat dan menempanya, manusia justru tak kerap meluangkan waktu untuk memberi perhatian kepada kondisinya. Keasyikan duniawi sering melenakan kita dari evalusai (muraja’ah) dan introspeksi diri (muhasabah). Kalaupun bisa meluangkan perhatian, acap kali kita terjegal oleh batu sandangan utama bagi kebersihan kalbu: sikap berbangga. Buku ini mengingatkan kita bahwa setiap perbuatan yang sedemikian baik dimata manusia sekalipun bisa sia-sia (musnah pahala dan manfaatnya) tanpa mengajak bicara kalbu kita.