Berpikir Seperti Nabi: Perjalanan Menuju Kepasrahan
Judul: Berpikir Seperti Nabi: Perjalanan Menuju Kepasrahan
Penulis: Fauz Noor
Penerbit: LKiS, 2009
Tebal: 530 halaman (2 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF
Jika di dalam dunia barat kita mengenal sosok tokoh fundamental yang mampu meracuni pemikiran dan pola hidup penduduk dunia, semacam Karl Marx, di dunia timur pun tidak sulit untuk menemukan tokoh yang sepadan, bahkan jauh lebih hebat. Cobalah untuk mengalihkan pandangan jauh kebelakang, lebih tepatnya lagi di sebuah tempat yang masyhur dengan tanahnya yang gersang, di sana akan terkisah kehidupan seseorang yang mampu meracuni pola pikir hampir seluruh penduduk di belahan bumi ini. Pengaruh yang mampu meninabobokan itu tidak lain lagi disebabkan kedahsyatanya dalam berpikir, bahkan pemikiran itu hanya dituangkanya dalam kurun waktu kurang dari seperempat abad. Sosok tokoh yang genius itu merupakan seorang yang paling berperan dalam peletak dasar tonggak Agama Samawi (Islam), yakni Muhamad SAW. Tetapi sepertinya sekarang ini kedahsyatan pemikiran tersebut tidak lagi diwarisi oleh umatnya. Hal itu dapat dibuktikan dengan pecahnya Agama Islam hingga menjadi berpuluh-puluh golongan. Dari beberapa serpihan tersebut membentuk dua narasi besar, yang sering kali berhadap-hadapan, yakni Islam puritan, Islam yang mengaku dirinya modernis dan Islam moderat. Lebih menarik jika mengamati Islam puritan, di mana mereka selalu menggembar-gemborkan untuk selalu meniru perilaku nabi. Mereka melarang, bahkan mengecam Islam moderat jika menganut madzhab. Mereka lebih cenderung untuk kembali kepada al-Qur'an dan Hadits.
Penulis: Fauz Noor
Penerbit: LKiS, 2009
Tebal: 530 halaman (2 MB)
Bahasa: Indonesia
Format: Ebook PDF
Jika di dalam dunia barat kita mengenal sosok tokoh fundamental yang mampu meracuni pemikiran dan pola hidup penduduk dunia, semacam Karl Marx, di dunia timur pun tidak sulit untuk menemukan tokoh yang sepadan, bahkan jauh lebih hebat. Cobalah untuk mengalihkan pandangan jauh kebelakang, lebih tepatnya lagi di sebuah tempat yang masyhur dengan tanahnya yang gersang, di sana akan terkisah kehidupan seseorang yang mampu meracuni pola pikir hampir seluruh penduduk di belahan bumi ini. Pengaruh yang mampu meninabobokan itu tidak lain lagi disebabkan kedahsyatanya dalam berpikir, bahkan pemikiran itu hanya dituangkanya dalam kurun waktu kurang dari seperempat abad. Sosok tokoh yang genius itu merupakan seorang yang paling berperan dalam peletak dasar tonggak Agama Samawi (Islam), yakni Muhamad SAW. Tetapi sepertinya sekarang ini kedahsyatan pemikiran tersebut tidak lagi diwarisi oleh umatnya. Hal itu dapat dibuktikan dengan pecahnya Agama Islam hingga menjadi berpuluh-puluh golongan. Dari beberapa serpihan tersebut membentuk dua narasi besar, yang sering kali berhadap-hadapan, yakni Islam puritan, Islam yang mengaku dirinya modernis dan Islam moderat. Lebih menarik jika mengamati Islam puritan, di mana mereka selalu menggembar-gemborkan untuk selalu meniru perilaku nabi. Mereka melarang, bahkan mengecam Islam moderat jika menganut madzhab. Mereka lebih cenderung untuk kembali kepada al-Qur'an dan Hadits.